Halaman
68
Kelas X SMA/SMK
Bab III
Kitab Suci dan Tradisi Sumber
Iman Akan Yesus Kristus
Sesudah kalian menggumuli tema Pribadi manusia, selanjutnya kalian
akan mendalami tema Pribadi Yesus Kristus. Sebagai pribadi yang bermartabat
Citra Allah kalian dipanggil oleh Allah untuk secara bertanggung jawab
mengembangkan diri menuju kesempurnaan dalam kebersamaan dengan sesama.
Upaya mengembangkan diri tersebut bukanlah suatu hal yang mudah, sebab dalam
perjalanan hidupnya manusia selalu dihadapkan dengan berbagai tantangan dan
rintangan.
Sebagai orang yang beriman akan Yesus Kristus, kalian tentu ingin
mengembangkan diri dengan berpolakan pada Yesus Kristus. Pribadi Yesus
Kristus adalah pola dan teladan pengembangan diri, sebab dalam Dia-lah kalian
dapat menemukan keluhuran martabat manusia yang unggul dan berkenan
kepada Allah. Dialah Citra Allah yang telah dipilih Allah menjadi jalan, kebenaran
dan hidup manusia. Dalam Dia-lah manusia kesempurnaan manusia di hadapan
Allah.
Agar kalian mampu memahami Yesus sebagai sosok kesempurnaan hidup,
maka kalian perlu menggali pemahaman dari sumbernya, yakni Kitab Suci, baik
Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, serta Tradisi Gereja. Kitab Suci
dan Tradisi menjadi sumber iman kita. Maka pembelajaran dalam Bab ini akan
menggali lebih dalam tentang:
A.
Kitab Suci Perjanjian Lama
B.
Kitab Suci Perjanjian Baru
C. Tradisi
69
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
A.
Kitab Suci Perjanjian Lama
Bagi umat beriman Kitab Suci memegang peranan yang sangat penting. Ia
menjadi sumber tertulis yang utama untuk memahami karya penyelamatan Allah
kepada manusia sepanjang zaman. Ia juga menjadi sumber referensi dan inspirasi
untuk mengembangkan imannya. Karena kedudukan dan perannya yang sangat
penting itu, maka setiap orang beriman perlu memahami Kitab Suci secara benar.
Pemahaman tersebut akan berpengaruh pada sikap dan tindakan orang beriman
dalam mendudukkan dan memperlakukan Kitab Suci bagi kehidupan berimannya.
Pemahaman yang benar itu menyangkut pemahaman tentang sejarah terjadinya,
latar belakang atau konteks sejarah saat Kitab Suci itu disusun, latar belakang
penulisnya, jenis sastra dalam penulisannya, isi dan maksud penulisannya
Kitab Suci Perjanjian Lama seperti yang dimiliki umat Kristiani saat ini
disusun melalui proses yang panjang sekitar lebih dari sepuluh abad, sejak
abad XI SM sampai kurang lebih abad I Sesudah Masehi. Pada mulanya berupa
kumpulan cerita-cerita tentang pengalaman bangsa Israel dalam hubungannya
dengan sejarah bangsanya dan sekaligus peranan serta kehadiran Allah dalam
seluruh perjalanan hidup mereka. Pengalaman-pengalaman penyelamatan Allah
sepanjang sejarah mereka itu diceritakan kepada anak cucu mereka secara turun-
temurun. Hingga suatu saat ada orang-orang tertentu, yang mendapat ilham Roh
Kudus menyusun dan menuliskannya menjadi sebuah buku utuh seperti yang kita
miliki sekarang ini.
Doa Pembuka
Allah Yang Mahamurah,
melalui berbagai cara dan peristiwa,
Engkau senantiasa mewahyukan Diri kepada manusia.
Melalui berbagai cara dan peristiwa itu pula,
Engkau mengajak manusia semakin dekat dengan-Mu.
Hari ini kami ingin memahami
pengalaman dan perjalanan hidup bangsa Israel
dalam mengimani Engkau.
Semoga melalui pelajaran ini,
kami semakin mengenal dan mencintai-Mu lebih baik lagi.
Amin
70
Kelas X SMA/SMK
1.
Tradisi Lisan Sebagai Sarana Pewarisan Nilai-Nilai Luhur
dalam Masyarakat
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar berbagai macam legenda
yang ada dalam masyarakat. Umumnya tidak pernah ada yang tahu, kapan legenda
tersebut mulai muncul, sebab legenda tersebut awalnya diceritakan secara lisan dan
secara turun temurun, hingga suatu saat ada orang-orang yang menuliskannya.
Itulah sebabnya sering ditemui pula, legenda yang sama tetapi dalam penuturannya
berbeda.
Simaklah legenda berikut!
Legenda Gunung Tangkuban Parahu
Awalnya diceritakan di kahyangan ada sepasang dewa dan dewi yang
berbuat kesalahan, maka oleh Sang Hyang Tunggal mereka dikutuk turun ke
bumi dalam wujud hewan. Sang dewi berubah menjadi babi hutan (celeng)
bernama celeng Wayung Hyang, sedangkan sang dewa berubah menjadi anjing
bernama si Tumang. Mereka harus turun ke bumi menjalankan hukuman dan
bertapa mohon pengampunan agar dapat kembali ke wujudnya menjadi dewa-
dewi kembali.
Diceritakan bahwa Raja Sungging Perbangkara tengah pergi berburu. Di
tengah hutan Sang Raja membuang air seni yang tertampung dalam daun caring
(keladi hutan), dalam versi lain disebutkan air kemih sang raja tertampung
dalam batok kelapa. Seekor babi hutan betina bernama Celeng Wayung Hyang
yang tengah bertapa sedang kehausan, ia kemudian tanpa sengaja meminum air
seni sang raja tadi. Wayung Hyang secara ajaib hamil dan melahirkan seorang
bayi yang cantik, karena pada dasarnya ia adalah seorang dewi. Bayi cantik
itu ditemukan di tengah hutan oleh sang raja yang tidak menyadari bahwa ia
adalah putrinya. Bayi perempuan itu dibawa ke keraton oleh ayahnya dan diberi
nama Dayang Sumbi alias Rarasati. Dayang Sumbi tumbuh menjadi gadis yang
amat cantik jelita. Banyak para raja dan pangeran yang ingin meminangnya,
tetapi seorang pun tidak ada yang diterima.
Akhirnya para raja saling berperang di antara sesamanya. Dayang Sumbi
pun atas permintaannya sendiri mengasingkan diri di sebuah bukit ditemani
seekor anjing jantan yaitu Si Tumang. Ketika sedang asyik menenun kain,
torompong (torak) yang tengah digunakan menenun kain terjatuh ke bawah
bale-bale. Dayang Sumbi karena merasa malas, terlontar ucapan tanpa dipikir
dulu, dia berjanji siapa pun yang mengambilkan torak yang terjatuh bila
berjenis kelamin laki-laki, akan dijadikan suaminya, jika perempuan akan
dijadikan saudarinya. Si Tumang mengambilkan torak dan diberikan kepada
Dayang Sumbi. Akibat perkataannya itu Dayang Sumbi harus memegang teguh
71
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
persumpahan dan janjinya, maka ia pun harus menikahi si Tumang. Karena
malu, kerajaan mengasingkan Dayang Sumbi ke hutan untuk hidup hanya
ditemani si Tumang. Pada malam bulan purnama, si Tumang dapat kembali ke
wujud aslinya sebagai dewa yang tampan, Dayang Sumbi mengira ia bermimpi
bercumbu dengan dewa yang tampan yang sesungguhnya adalah wujud asli si
Tumang. Maka Dayang Sumbi akhirnya melahirkan bayi laki-laki yang diberi
nama Sangkuriang. Sangkuriang tumbuh menjadi anak yang kuat dan tampan.
Suatu ketika Dayang Sumbi tengah mengidamkan makan hati menjangan,
maka ia memerintahkan Sangkuriang ditemani si Tumang untuk berburu ke
hutan. Setelah sekian lama Sangkuriang berburu, tetapi tidak nampak hewan
buruan seekorpun. Hingga akhirnya Sangkuriang melihat seekor babi hutan
yang gemuk melarikan diri. Sangkuriang menyuruh si Tumang untuk mengejar
babi hutan yang ternyata adalah Celeng Wayung Hyang. Karena si Tumang
mengenali Celeng Wayung Hyang adalah nenek dari Sangkuriang sendiri
maka si Tumang tidak menurut. Karena kesal Sangkuriang menakut-nakuti
si Tumang dengan panah, akan tetapi secara tak sengaja anak panah terlepas
dan si Tumang terbunuh tertusuk anak panah. Sangkuriang bingung, lalu
karena tak dapat hewan buruan maka Sangkuriang pun menyembelih tubuh si
Tumang dan mengambil hatinya. Hati si Tumang oleh Sangkuriang diberikan
kepada Dayang Sumbi, lalu dimasak dan dimakannya. Setelah Dayang Sumbi
mengetahui bahwa yang dimakannya adalah hati si Tumang, suaminya sendiri,
maka kemarahannya pun memuncak serta-merta kepala Sangkuriang dipukul
dengan sendok yang terbuat dari tempurung kelapa sehingga terluka.
Sangkuriang ketakutan dan lari meninggalkan rumah. Dayang Sumbi yang
menyesali perbuatannya telah mengusir anaknya, mencari dan memanggil-
manggil Sangkuriang ke hutan memohonnya untuk segera pulang, akan tetapi
Sangkuriang telah pergi. Dayang Sumbi sangat sedih dan memohon kepada
Sang Hyang Tunggal agar kelak dipertemukan kembali dengan anaknya.
Untuk itu Dayang Sumbi menjalankan tapa dan laku hanya memakan
tumbuh-tumbuhan dan sayuran mentah (lalapan). Sangkuriang sendiri pergi
mengembara mengelilingi dunia. Sangkuriang pergi berguru kepada banyak
pertapa sakti, sehingga Sangkuriang kini bukan bocah lagi, tetapi telah tumbuh
menjadi seorang pemuda yang kuat, sakti, dan gagah perkasa. Setelah sekian
lama berjalan ke arah timur akhirnya sampailah di arah barat lagi dan tanpa
sadar telah tiba kembali di tempat Dayang Sumbi, ibunya berada. Sangkuriang
tidak mengenali bahwa putri cantik yang ditemukannya adalah Dayang Sumbi
- ibunya. Karena Dayang Sumbi melakukan tapa dan laku hanya memakan
tanaman mentah, maka Dayang Sumbi menjadi tetap cantik dan awet muda.
Dayang Sumbi pun mulanya tidak menyadari bahwa sang ksatria tampan itu
adalah putranya sendiri. Lalu kedua insan itu berkasih mesra. Saat Sangkuriang
72
Kelas X SMA/SMK
tengah bersandar mesra dan Dayang Sumbi menyisir rambut Sangkuriang,
tanpa sengaja Dayang Sumbi mengetahui bahwa Sangkuriang adalah putranya,
dengan tanda luka di kepalanya, bekas pukulan sendok Dayang Sumbi.
Walau demikian Sangkuriang tetap memaksa untuk menikahinya. Dayang
Sumbi sekuat tenaga berusaha untuk menolak. Maka ia pun bersiasat untuk
menentukan syarat pinangan yang tak mungkin dipenuhi Sangkuriang. Dayang
Sumbi meminta agar Sangkuriang membuatkan perahu dan telaga (danau)
dalam waktu semalam dengan membendung sungai Citarum. Sangkuriang
menyanggupinya.
Sumber:
Gambar 3.1 Foto Gunung Tangkuban Parahu
Maka dibuatlah perahu dari sebuah pohon yang tumbuh di arah timur,
tunggul/pokok pohon itu berubah menjadi gunung Bukit Tanggul. Rantingnya
ditumpukkan di sebelah barat dan menjadi Gunung Burangrang. Dengan
bantuan para guriang (makhluk halus), bendungan pun hampir selesai
dikerjakan. Tetapi Dayang Sumbi memohon kepada Sang Hyang Tunggal agar
niat Sangkuriang tidak terlaksana. Dayang Sumbi menebarkan helai kain boeh
rarang (kain putih hasil tenunannya), maka kain putih itu bercahaya bagai
fajar yang merekah di ufuk timur. Para guriang makhluk halus anak buah
Sangkuriang ketakutan karena mengira hari mulai pagi, maka merekapun
lari menghilang bersembunyi di dalam tanah. Karena gagal memenuhi syarat
Dayang Sumbi, Sangkuriang menjadi gusar dan mengamuk. Di puncak
kemarahannya, bendungan yang berada di
Sanghyang Tikoro
dijebolnya,
sumbat aliran sungai Citarum dilemparkannya ke arah timur dan menjelma
menjadi
Gunung Manglayang
. Air Talaga Bandung pun menjadi surut kembali.
Perahu yang dikerjakan dengan bersusah payah ditendangnya ke arah utara
dan berubah wujud menjadi
Gunung Tangkuban Parahu
.
Sangkuriang terus mengejar Dayang Sumbi yang lari menghindari kejaran
anaknya yang telah kehilangan akal sehatnya itu. Dayang Sumbi hampir
73
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
tertangkap oleh Sangkuriang di
Gunung Putri
dan ia pun memohon kepada
Sang Hyang Tunggal agar menyelamatkannya, maka Dayang Sumbi pun
berubah menjadi setangkai bunga jaksi. Adapun Sangkuriang setelah sampai
di sebuah tempat yang disebut dengan Ujung berung akhirnya menghilang ke
alam gaib (ngahiyang).
Sumber:
id.wikipedia.org/wiki/Sangkuriang_(legenda)
Setelah kalian menyimak cerita di atas, coba diskusikan dengan teman-
temanmu beberapa pertanyaan berikut:
•
Apakah kalian meyakini terjadinya gunung Tangkuban Perahu seperti
legenda di atas?
•
Adakah teori-teori yang kalian ketahui tentang terbentuknya sebuah
gunung atau gunung berapi?
•
Ajaran/nilai/norma apa yang hendak diwariskan melalui cerita legenda
tersebut?
•
Masih relevankah ajaran/nilai/norma yang terdapat dalam cerita di
atas untuk manusia zaman sekarang?
•
Legenda apa saja yang ada di daerahmu? Apa ajaran/ nilai yang hendak
diwariskan dalam legenda tersebut?
Tugas Kelompok
2.
Memahami Kitab Suci Perjanjian Lama.
Beberapa bagian Kitab Suci disampaikan dalam kesusastraan yang berbentuk
legenda
Bacalah Kejadian 1:1-31 tentang Tuhan yang menciptakan bumi dan segala isinya:
1
Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
2
Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan
Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
3
Berfirmanlah Allah: “Jadilah terang.” Lalu terang itu jadi.
4
Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari
gelap.
5
Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan
jadilah pagi, itulah hari pertama.
6
Berfirmanlah Allah: “Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan
air dari air.”
74
Kelas X SMA/SMK
7
Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah
cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian.
8
Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi,
itulah hari kedua.
9
Berfirmanlah Allah: “Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul
pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering.” Dan jadilah demikian.
10
Lalu Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu dinamai-
Nya laut. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
11
Berfirmanlah Allah: “Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda,
tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang
menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi.” Dan
jadilah demikian.
12
Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan
yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang
berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
13
Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari ketiga.
14
Berfirmanlah Allah: “Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk
memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi
tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-
tahun,
15
dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi
bumi.” Dan jadilah demikian.
16
Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang
lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai
malam, dan menjadikan juga bintang-bintang.
17
Allah menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi bumi,
18
dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari
gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
19
Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keempat.
20
Berfirmanlah Allah: “Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup,
dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala.”
21
Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis
makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis
burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
22
Lalu Allah memberkati semuanya itu, firman-Nya: “Berkembangbiaklah dan
bertambah banyaklah serta penuhilah air dalam laut, dan hendaklah burung-
burung di bumi bertambah banyak.”
75
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
23
Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kelima.
24
Berfirmanlah Allah: “Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk
yang hidup, ternak dan binatang melata dan segala jenis binatang liar.” Dan
jadilah demikian.
25
Allah menjadikan segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala
jenis binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
26
Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar
dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-
burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang
melata yang merayap di bumi.”
27
Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut
gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya
mereka.
Sumber: gambar.co
Gambar 3.2 Pantai yang indah
28
Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka:
“Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah
itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas
segala binatang yang merayap di bumi.”
29
Berfirmanlah Allah: “Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-
tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang
buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu.
30
Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala
yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan
hijau menjadi makanannya.” Dan jadilah demikian.
31
Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik.
Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.
76
Kelas X SMA/SMK
Coba pikirkan: Betulkah penciptaan bumi dan segala isinya berjalan seperti
dikisahkan di atas? Adakah teori-teori lain yang berbicara tentang penciptaan
bumi dan segala isinya? ajaran/nilai/norma apa yang hendak disampaikan dari
kisah penciptaan tersebut?
Memahami Jenis Sastra dalam Perjanjian Lama:
Dokumen Konsili vatikan II tentang Wahyu Ilahi (
Dei Verbum
)
menjelaskan bahwa untuk menafsirkan Perjanjian Lama secara benar, salah
satunya adalah memperhatikan “Jenis sastra”. Sebab, “Sebab dengan cara yang
berbeda-beda kebenaran dikemukakan dan diungkapkan dalam nas-nas yang
dengan aneka cara bersifat
historis
, atau
profetis (ramalan/nubuat)
, atau
poetis, atau dengan jenis
sastra lainnya
.
•
Untuk memahami jenis sastra dalam Perjanjian Lama, cobalah
membaca secara acak satu perikope dari Kitab I Raja-raja, satu perikope
dari Kitab Imamat, satu perikope dari Kitab Amsal, satu perikope dari
Kitab Mazmur!
•
Apakah kalian merasakan sendiri adanya perbedaan dalam penuturan
Isi Perjanjian Lama? Termasuk jenis sastra apa Kitab Raja-raja, Kitab
Imamat, Kitab Amsal, Kitab Mazmur?
Tugas
Mendaftar dan mengelompokkan Kitab-kitab Perjanjian Lama:
Kitab Suci Perjanjian Lama dapat dikelompokkan ke dalam empat
kelompok yaitu 1) Pentateukh atau Taurat, 2) Kitab-Kitab Sejarah, 3) Kitab-
Kitab Kebijaksanaan dan Sesembahan atau Pujian, serta 4) Kitab-Kitab
Kenabian atau Para Nabi.
Bukalah Alkitab kalian, lalu lihatlah daftar isinya, kemudian masukkan nama-
nama kitab tersebut menurut pengelompokkannya
Pentateukh
atau Taurat
Kitab-kitab Sejarah
77
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Kitab-kitab Kebijaksanaan
dan Sesembahan atau Pujian
Kitab-kitab Kenabian atau
para Nabi
Pendidikan
Memahami Isi Pokok Perjanjian Lama:
Tentang Perjanjian Lama, Dokumen Konsili Vatikan II tentang Wahyu
Ilahi (
Dei Verbum
) , artikel 14 menyatakan:
Allah Yang Mahakasih dengan penuh perhatian merencanakan dan
menyiapkan keselamatan segenap umat manusia. Dalam pada itu Ia dengan
penyelenggaraan yang istimewa memilih bagi diri-Nya suatu bangsa, untuk
diserahi janji-janji-Nya. Sebab setelah mengadakan perjanjian dengan Abraham
(lih. Kej 15:18) dan dengan bangsa Israel melalui Musa (lih. Kel 24:8), dengan
sabda maupun karya-Nya Ia mewahyukan Diri kepada umat yang diperoleh-
Nya sebegai satu-satunya Allah yang benar dan hidup sedemikian rupa,
sehingga Israel mengalami bagaimanakah Allah bergaul dengan manusia. Dan
ketika Allah bersabda melalui para Nabi, Israel semakin mendalam dan terang
memahami itu, dan semakin meluas menunjukkannya diantara para bangsa
(lih. Mzm 21:28-29; 95:1-3; Yes 2:1-4; Yer 3:17). Adapun tata keselamatan, yang
diramalkan, diceritakan dan diterangkan oleh para pengarang suci, sebagai
sabda Allah yang benar terdapat dalam Kitab-kitab Perjanjian Lama. Maka
dari itu kitab-kitab itu, yang diilhami oleh Allah, tetap mempunyai nilai abadi:
“Sebab apapun yang tertulis, ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya
kita karena kesabaran dan penghiburan Kitab Suci mempunyai pengharapan”
(Roma 15:4).
Bertolak dari dokumen di atas, rumuskanlah: Apa isi Pokok Kitab Suci
Perjanjian Lama?
Tugas
78
Kelas X SMA/SMK
Memahami Hubungan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
Dokumen Konsili Vatikan II tentang Wahyu Ilahi (Dei Verbum), artikel 16,
menyatakan sebagai berikut:
Allah, pengilham dan pengarang kitab-kitab Perjanjian Lama maupun Baru,
dalam kebijaksanaan-Nya mengatur (Kitab Suci) sedemikian rupa, sehingga
Perjanjian Baru tersembunyi dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Lama
terbuka dalam Perjanjian Baru. Sebab meskipun Kristus mengadakan Perjanjian
yang Baru dalam darah-Nya (lih. Lukas 22:20; 1Korintus 11:25), namun Kitab-
kitab Perjanjian Lama seutuhnya ditampung dalam pewartaan Injil, dan dalam
Perjanjian Baru memperoleh dan memperlihatkan maknanya yang penuh (lihat
Matius 5:17; Lukas 24:27; Roma 16:25-26; 2Korintus 3:14-16) dan sebaliknya juga
menyinari dan menjelaskan Perjanjian Baru.
Bertolak dari dokumen di atas, rumuskanlah: hubungan Perjanjian Lama
dan Perjanjian Baru!
Tugas
Masuklah dalam kelompok, carilah dari berbagai sumber hal-hal yang berkaitan
dengan Kanonisasi dan Kitab Deuterokanonika, Proses Penyusunan Perjanjian Lama,
3.
Menghayati Pentingnya Mempelajari Perjanjian Lama bagi
Kehidupan
Sebelum memahami pentingnya Perjanjian Lama bagi kehidupan iman kita
sebagai pengikut Kristus, lakukanlah kegiatan berikut:
Pilihlah salah satu perikope
berikut, baca dan renungkan, kemudian rumuskan pesan yang terdapat di dalamnya,
apakah pesan itu masih relevan bagi hidupmu saat ini.
•
Kejadian 11: 1-9
•
Keluaran 32: 1-35
•
Imamat 25: 1-22
•
Mazmur 75:1-11
•
Pengkotbah 11 – 12:8
•
Kebijaksanaan Salomo 15:1-19
Setelah kalian mampu memahami isi pesan/ kehendak Tuhan dalam Kitab Suci
Perjanjian Lama, maka sekarang rumuskan :
apa pentingnya mempelajari Perjanjian
Lama ?
79
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Sumber:
Gambar 3.3 Kitab Suci Perjanjian Lama
Sekarang, masuklah dalam suasana hening untuk meresapkan berbagai hal
yang sudah kalian peroleh dalam pelajaran tentang Perjanjian Lama
Lagu bait 1:
3 3 3 3 5 5 | 3 3 2 1 2 3 |
Bersabdalah Tuhan Kami Mendengarkan
5 5 5 5 1 1 | 5 5 4 3 2 1 |
Bersabdalah Tuhan Kami Mendengarkan
seorang penyair, Anthony de Mello menceritakan kisah berikut:
Seorang murid mengeluh kepada gurunya: “Bapa menceritakan banyak kisah,
tetapi tidak pernah menerangkannya kepada kami!”
Sang guru menjawab: “Anakku, bagaimana pendapatmu, andaikata seseorang
menawarkan buah kepadamu, namun mengunyahnya terlebih dahulu
untukmu?”
Hening.....
Lagu: bait 2 Sabdamu Ya Tuhan Roh Dan Kehidupan 2 X
Hari ini, kita belajar tentang Kitab Suci Perjanjian Lama.
Di awal kita mendiskusikan, bahwa banyak orang tidak membacanya dengan
berbagai alasan.
Ada yang karena merasa sulit memahami, ada yang memang malas, ada yang
merasa tidak penting.
Hari ini juga, kita belajar memahami bahwa Kitab Suci Perjanjian Lama berisi
firman Allah. Maka, barang siapa yang membaca dan merenungkannya dengan
tekun dapat menangkap kehendak Allah di dalamnya.
Hening.....
80
Kelas X SMA/SMK
Lagu bait 3: Sabdamu Ya Tuhan Sungguh Mengagumkan 2X
Karena Kitab Suci berisi firman Allah,
Untuk memahaminya kita tidak bisa hanya mengandalkan kekuatan akal budi
kita
Kita membutuhkan iman dan membiarkan Roh hadir saat kita membaca Kitab
Suci
Kita butuh hati yang terbuka untuk Allah yang bersabda pada diri kita
Hening....
Lagu bait 4: Sabdamu Ya Tuhan Dasar Hidup Kami 2X
Mungkin satu dua kali kita sulit memahaminya
Tetapi dengan membaca dan membacanya terus menerus kita akan
mendapatkan pesan Allah bagi kehidupan kita.
Sekarang berjanjilah dalam dirimu sendiri,
Untuk mencoba dan mencoba menemukan kehendak Allah itu dengan giat
membaca Kitab Suci dan terutama bersedia hidup seturut kehendak Allah
sebagaimana tersirat dalam Kitab Suci
Hening....
Lagu bait 5: Pada Sabda Tuhan Kami Akan Patuh 2X
Untuk dipahami
•
Istilah “Perjanjian Lama” dipergunakan untuk membedakan dengan
“Perjanjian Baru”. Dalam sejarah keselamatan, relasi manusia dengan Alah
diikat dengan perjanjian, yang dalam Perjanjian Lama manusia diwakili oleh
bangsa Israel, teristimewa melalui para pemimpin mereka. Perjanjian itu
adalah perjanjian kasih yang menyelamatkan. Dalam perjanjian itu, Allah
berjanji akan senantiasa menyelamatkan manusia, dan dari pihak manusia
Allah menuntut kesetiaan.
• Sayangnya
kesetiaan
Allah itu seringkali
dibalas
dengan
ketidaksetiaan
Israel.
Maka Allah yang adalah
setia tetap menjanjikan
penyelamatan
pada manusia
dengan
cara memperbaharui
perjanjian
melalui
putraNya
sendiri
Yesus Kristus.
Maka Perjanjian
Lama menunjuk
pada perjanjian
antara manusia dengan
Allah sebelum Kristus.
• Mengingat
isi Perjanjian
Lama yang sangat penting itu, maka membaca
dan mendalami Kitab Perjanjuan Lama merupakan keharusan.
1.
Pertama
, dengan mempelajari Perjanjian Lama, kita akan melihat
bagaimana Allah secara terus-menerus dan dengan setia menyatakan
81
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Diri-Nya untuk dikenal; dan bagaimana bangsa Israel menanggapi
pewahyuan Allah itu. Hubungan timbal-balik antara Allah dengan
bangsa Israel tersebut dapat menjadi cermin bagi manusia yang hidup
zaman sekarang dalam membangun relasi yang lebih baik dengan Allah.
2.
Kedua
, Kitab Suci Perjanjian Lama bukan buku yang pertama-tama
hendak menguraikan fakta-fakta sejarah, melainkan dan terutama
hendak mengungkapkan Allah yang berfirman, yang menyampaikan
rencana dan tindakan penyelamatan kepada manusia. Perjanjian Lama
adalah Firman Allah. Karena Firman Allah, maka manusia diminta
untuk mau mendengarkan dan menjalankan apa yang difirmankan-Nya.
3.
Ketiga
, beberapa bagian kitab Perjanjian Lama berisi nubuat-nubuat
tentang Juruselamat yang dijanjikan Allah, yang digenapi dalam diri
Yesus Kristus. Oleh karena itu, pemahaman diri Yesus Kristus sebagai
penggenapan janji Allah dapat sepenuhnya difahami bila kita mempelajari
Perjanjian Lama.
4.
Keempat,
Yesus sendiri sebagai orang Yahudi mendasarkan pengajaran-
Nya dari Kitab Perjanjian Lama. Ia tidak meniadakan Perjanjian Lama,
melainkan meneguhkan dan sekaligus memperbaharuinya.
Doa Penutup
Amsal 30:4-9
4
Siapakah yang naik ke surga lalu turun? Siapakah yang telah mengumpulkan
angin dalam genggamnya? Siapakah yang telah membungkus air dengan
kain? Siapakah yang telah menetapkan segala ujung bumi? Siapa namanya
dan siapa nama anaknya? Engkau tentu tahu!
5
Semua firman Allah adalah murni. Ia adalah perisai bagi orang-orang yang
berlindung pada-Nya.
6
Jangan menambahi firman-Nya, supaya engkau tidak ditegur-Nya dan
dianggap pendusta.
7
Dua hal aku mohon kepada-Mu, jangan itu Kautolak sebelum aku mati,
yakni:
8
Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan
kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan
yang menjadi bagianku.
9
Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa
TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama
Allahku.
82
Kelas X SMA/SMK
B. Kitab Suci Perjanjian Baru
Tidaklah mudah bagi seseorang untuk memahami isi sebuah tulisan yang
sudah berusia sekitar 2000 tahun yang lalu. Apalagi isi tulisan tersebut tentang
tokoh dan kelompok masyarakat tertentu, yang tinggal di wilayah tertentu dengan
konteks geografis, sosial budaya, sosial politik dan sosial keagamaan tertentu yang
berbeda dengan si pembaca. Kesulitan yang sama sering dikeluhkan sebagian umat,
terutama ketika mereka berhadapan dengan Kitab Suci Perjanjian Baru. Tetapi
kesulitan tidak identik dengan jalan buntu. Siapapun yang hendak mempelajari
Kitab Suci Perjanjian Baru dapat masuk dan sampai pada alam pikiran Perjanjian
Baru, bila ia berusaha keras disertai keyakinan pada Roh Kudus sendiri yang
akan membimbingnya. Di tengah berbagai kesulitan yang dialami umat dalam
membaca dan memahami isi pesan Kitab Perjanjian Baru, Konsili Suci mendesak
dengan sangat semua orang beriman supaya seringkali membaca Kitab-Kitab ilahi
untuk memperoleh pengertian yang mulia akan Yesus Kristus (
Dei Verbum Art
.
25). Santo Paulus pun dalam suratnya yang kedua kepada Timotius mengatakan
bahwa “segala tulisan yang diilhamkan Allah (Kitab Suci) memang bermanfaat
untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan, dan
untuk mendidik orang dalam kebenaran” (
lih
. 2Timotius 3: 26). St. Hironimus
berkata “Tidak mengenal Kitab Suci berarti tidak mengenal Kristus.”
Doa
Allah Yang Mahabaik,
kami bersyukur atas para penulis Kitab Suci.
Berkat kesaksian iman mereka,
kami mampu mengenal Engkau dan Putera-Mu Yesus Kristus
Kami mohon, hadirlah di tengah kami,
agar melalui pelajaran ini,
kami semakin terdorong untuk membaca dan merenungkan firmanMu
dan menjadikan firman-Mu itu sebagai arah dan pedoman hidup kami
sehari-hari.
Demi Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami
Amin
1.
Penuturan Kisah Sangat Dipengaruhi Oleh Sudut Pandang
83
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Orang yang Mengisahkannya
Simaklah puisi berikut:
Untuk sang kekasih
Karya: AMAS
Kasihku,
Mungkin engkau tak tahu,
Sejak aku menangkap tatapan matamu,
Hati ini bergelora berjuta rasa,
Berselimut rindu untuk bertemu
Berbalut rasa ingin selalu berjumpa
Kasihku,
Entah apa yang engkau punya,
Pesonamu seolah membius diriku,
Kehadiranmu membutakan aku
Dimana pun aku berada, engkau selalu hadir menemani
Apapun angan yang aku pikirkan, engkau selalu membayang
Kasihku,
Seandainya saja engkau tahu
Ada cinta yang sedemikian besar dalam diriku
Untuk selalu mengandalkan engkau di setiap saat hidupku
Ada harap yang tak kan pernah putus
Untuk merajut masa depan kita walau hanya berdua
Ada keyakinan yang teguh
Untuk berani menghadapi apapun yang dapat menggoyahkan cinta kita
Kasihku,
Aku mencintaimu !
Simak pula cerita berikut:
“Satu peristiwa, dua sudut pandang”
Suatu pagi terjadi kecelakaan, seorang peserta didik Sekolah Menengah
yang ngebut di jalanan, menabrak kendaraan lain di depannya. Motornya
hancur, ia sendiri terluka parah sehingga harus dirawat di rumah sakit. Banyak
orang menyaksikan peristiwa itu.
Ketika sampai di rumahnya, seorang Bapak yang melihat peristiwa tersebut
84
Kelas X SMA/SMK
bercerita kepada tetangganya: ”Tadi pagi saya melihat seorang anak Sekolah
Menengah mengendarai motornya dalam keadaan ngebut, sampai akhirnya ia
menabrak kendaraan di depannya. Sekarang ia dibawa ke rumah sakit!”
Sementara itu, sang pengendara motor, setelah dirawat selama seminggu,
ia berkata kepada teman yang menjenguknya: “Saya bersyukur masih hidup.
Seandainya Tuhan tidak melindungi saya, pasti saya sudah meninggal. Tuhan
rupanya masih sayang kepada saya, walaupun saya tidak layak di hadapanNya.
Bagi saya, peristiwa tabrakan minggu lalu itu adalah cara Tuhan menegur
saya, supaya saya tidak menjadi anak berandalan. Tuhan mau supaya saya
menyayangi hidup yang telah ia berikan. Tuhan juga mau agar saya tidak
memberi kesusahan pada kedua orang tua saya”
Perhatikan kembali isi puisi di atas. Kemukakan pandanganmu: Apakah
gambaran AMAS tentang kekasihnya sungguh realistis seperti yang diungkapkan
dalam puisi tersebut? Apa yang mendasari AMAS bisa menggambarkan kekasihnya
seperti itu? Mungkinkah kalian yang tidak mengenal dan bukan kekasihnya bisa
menggambarkan seperti itu?
Perhatikan pula cerita di atas: Mengapa penuturan peristiwa kecelakaan yang
satu dan sama, tetapi penuturannya berbeda ? Faktor apa yang membuat penuturan
cerita tersebut menjadi berbeda ? Penuturan siapa yang paling benar?
Sekarang simak pula kisah “Yesus memberi makan lima ribu orang” dalam
Matius 14:13-21.
Matius 14:13-21
13
Setelah Yesus mendengar berita itu menyingkirlah Ia dari situ, dan hendak
mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak
mendengarnya dan mengikuti Dia dengan mengambil jalan darat dari kota-
kota mereka.
14
Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka
tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan
mereka yang sakit.
15
Menjelang malam, murid-murid-Nya datang kepada-Nya dan berkata:
“Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah orang banyak itu
pergi supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa.”
16
Tetapi Yesus berkata kepada mereka: “Tidak perlu mereka pergi, kamu harus
memberi mereka makan.”
17
Jawab mereka: “Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan.”
18
Yesus berkata: “Bawalah ke mari kepada-Ku.”
19
Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Dan setelah diambil-
Nya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap
berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-
85
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
murid-Nya, lalu murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang
banyak.
20
Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang
mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, dua belas bakul penuh.
21
Yang ikut makan kira-kira lima ribu laki-laki, tidak termasuk perempuan
dan anak-anak.
Menurutmu: apakah kisah di atas merupakan kisah yang sungguh-sungguh
seperti itu? Pribadi Yesus yang bagaimana yang hendak diwartakan melalui
kutipan tersebut? Pesan apa yang mau disampaikan melalui kisah tersebut?
2.
Memahami Kitab Suci Perjanjian Baru
Bacalah uraian berikut
Proses Penyusunan Kitab Suci Perjanjian Baru
•
Ke 27
Kitab dalam Perjanjian Baru, tentu saja tidak langsung jadi, tetapi melalui
proses yang kurang lebih 100 tahun. Ketika Yesus masih hidup, tidak seorangpun
di antara murid-murid-Nya yang terpikir untuk mencatat tentang apa yang Ia
lakukan atau Ia katakan, atau segala sesuatu tentang kehidupan-Nya. Mereka
hanya ingin menjadi murid Yesus yang mengikuti Yesus ke manapun Ia pergi,
mereka tinggal bersama Yesus, mereka belajar mendengarkan ajaran-Nya, dan
menyaksikan tindakan Yesus.
•
Baru sesudah Yesus dibangkitkan, mereka mulai merasakan arti kehadiran Yesus
bagi hidup mereka, dan bagi banyak orang yang selama ini mengikuti Yesus
percaya kepada-Nya. Sesudah Yesus bangkit, para murid mulai sadar, bahwa
Ia yang selama ini diikuti adalah sosok yang menjadi kegenapan janji Allah,
sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Peristiwa Pentakosta seolah membakar hati
mereka untuk mulai berani bercerita kepada banyak orang tentang siapa Yesus
sesungguhnya. Berkat Pentakosta, mereka mulai keluar dari persembunyian,
dan pergi ke berbagai tempat menceritakan secara lisan tentang ajaran, karya
(mukjizat-mukjizat) serta hidup Yesus.
•
Dari situ terbentuklah semakin banyak kelompok orang yang percaya kepada
Yesus di berbagai kota, sampai ke wilayah di luar Palestina. Karena orang-orang
yang percaya kepada Yesus itu tersebar di berbagai kota, dan tidak selamanya
para rasul bisa hadir di tengah mereka, maka kadang-kadang komunikasi
dilakukan melalui surat. Surat itu bisa berisi wejangan untuk menyelesaikan
masalah atau pengajaran atau cerita-cerita tentang kehidupan Yesus.
•
Baru sesudah para murid meninggal dan umat yang percaya kepada Yesus
Kristus semakin banyak, muncullah kebutuhan akan tulisan baik mengenai
hidup Yesus, karya-Nya, sabda-Nya, maupun akhir hidup-Nya. Berkat
86
Kelas X SMA/SMK
bimbingan Roh Kudus, mereka menuliskan kisah tentang Yesus berdasarkan
cerita-cerita dari para saksi mata, para pengikut-Nya yang sudah beredar dan
berkembang luas di tengah-tengah masyarakat (bacalah Lukas 1:1-4). Tentu
tulisan-tulisan tersebut dipengaruhi oleh kemampuan, iman dan maksud serta
tujuan penulis serta situasi jemaat yang dituju oleh tulisan itu.
•
Oleh sebab itu, kita tidak perlu heran jika tulisan-tulisan dari para Penulis
tentang Yesus tersebut terdapat perbedaan. Sebab, mereka bukan menulis suatu
laporan atau sejarah tentang Yesus melainkan melalui tulisan itu mereka mau
mewartakan iman mereka (dan iman jemaat) akan Yesus Kristus, sebagai
Tuhan dan Juru Selamat.
•
Untuk memahami lebih dalam tentang proses tersusunnya tulisan-tulisan
mengenai Yesus Kristus, kita harus mulai dari periode hidup Yesus sampai
pembentuka
n kanon Perjanjian Baru.
Antara tahun 7/6 sebelum Masehi (SM) - 30 sesudah Masehi (M)
•
Yesus lahir s
ekitar tahun 7/6 SM, dibesarkan di desa Nazaret wilayah Galilea.
Ia seorang Yahudi yang saleh yang menaati hukum dengan penuh semangat
(bandingkan Matius 5:17). Sekitar tahun 27/28 Masehi Yesus dibaptis di sungai
Yordan oleh Yohanes Pembaptis. Kemudian la berkarya sebentar seperti Yohanes
Pembaptis, yaitu bersama dengan murid-murid-Nya membaptis (bandingkan
Yohanes 3:22-26), tetapi kemudian Ia berkeliling di seluruh Galilea dan Yudea
untuk mewartakan Kerajaan Allah. Ketika Yesus lahir dan tampil di depan
umum, Palestina berada di bawah kekuasaan Roma dipimpin oleh Agustus dan
di Palestina dipimpin oleh Herodes Agung.
•
Dalam situasi seperti itu ada suasana kebencian di kalangan orang Yahudi
terhadap penjajah Roma. Sementara itu dalam kehidupan Umat Yahudi sejak
lama tumbuh keyakinan bahwa Allah mereka adalah Allah yang setia dan
selalu terlibat dalam seluruh kehidupan umat-Nya. Dalam kondisi dijajah oleh
bangsa lain mereka menaruh harapan pada Allah yang akan membebaskan
mereka dari derita dan penjajahan. Campur tangan Allah itu diyakini akan
dilaksanakan melalui seorang tokoh yang disebut Mesias. Mesias digambarkan
sebagai utusan Allah, seorang pahlawan yang akan membebaskan Israel dari
penjajah dan antek-anteknya. Maka timbullah berbagai gerakan mesianisme.
Salah satu gerakan mesianisme bercorak keagamaan adalah seperti yang
dirintis Yohanes. Yohanes mewartakan bahwa Allah akan memenuhi janji-
Nya, bilamana bangsa Israel bertobat sebagaimana dituntut oleh para nabi
(Matius 3:1-12). Yohanes juga memberitakan tentang Yesus sebagai utusan
Allah yang akan membawa pembebasan bagi mereka. Seruan pertobatan
Yohanes ditanggapi bangsa Israel. Mereka memberi diri untuk dibaptis oleh
Yohanes sebagai tanda pertobatan. Yesus pun mengikuti mereka sebagai tanda
87
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
solidaritas dengan mereka.
•
Setelah dibaptis oleh Yohanes, Yesus meneruskan pesan yang sudah diserukan
oleh Yohanes. Tetapi gambaran Yohanes tentang diri Yesus sebagai Mesias
berbeda dengan yang dipahami Yesus sendiri. Yohanes menggambarkan bahwa
campur tangan Allah akan terlaksana secara mengerikan, sedangkan Yesus
menyatakan campur tangan Allah sebagai kabar baik sebagaimana dinyatakan
oleh para nabi (bdk. Yesaya 40:11; 52:7-10), yakni hidup, sabda dan karyaNya.
•
Dalam mewartakan misinya sebagai Mesias, Yesus kerap mengajar dengan
menggunakan perumpamaan agar mudah ditangkap oleh orang-orang
sederhana. Namun demikian semua disampaikan dengan kewibawaan Ilahi.
Itulah sebabnya Yesus selalu bersabda: “Aku berkata kepada-mu... (Markus
1:27). Yesus juga tampil dengan gaya dan cara hidup yang berbeda dengan
orang lain. Kerap kali Ia “melanggar” kaidah-kaidah umum yang berlaku,
misalnya: menyembuhkan orang pada hari Sabat, bergaul dengan orang-orang
berdosa, makan bersama atau mengadakan perjamuan dengan orang-orang
yang oleh masyarakat dicap sebagai sampah masyarakat (pendosa), Yesus
banyak melakukan mukjizat, mengampuni dosa atau membangkitkan orang
mati (yang menurut pandangan banyak orang hal itu hanya bisa dilakukan
oleh Allah). Sebagian orang yang melihat tindakan Yesus semakin mengagumi
Dia, dan semakin membuat orang bertanya-tanya siapa sebenarnya Dia ini?
(bdk. Markus 8:27-30 dan Injil lain). Tetapi hal yang sama membuat kebencian
Kaum Farisi, khususnya para Imam dan ahli Taurat. Yesus dianggap oleh mereka
menghujat Allah. Kendati demikian, Yesus tidak takut dan tetap mewartakan
kedatangan Kerajaan Allah dan mengajak setiap orang yang mendengar-Nya
bertobat dan percaya kepada Injil.
•
Kebencian para pemimpin agama dan kaum Farisi nampak dalam tindakan
mereka yang selalu menguji Yesus untuk mencari kesalahan-Nya. Bahkan
diceritakan, bahwa beberapa kali mereka bersekongkol untuk membunuh
Yesus, tetapi Yesus berhasil meloloskan diri (Mat 12:14). Hingga pada akhirnya,
mereka menggunakan kesempatan perayaan Paskah untuk menangkap Yesus.
Yesus ditangkap kemudian diadili oleh pengadilan Agama (Sanhedrin) di sini
Yesus diputuskan untuk dihukum mati. Maka mereka membawa Yesus kepada
penguasa Romawi (Pontius Pilatus) untuk mengizinkan menghukum mati
Yesus. Atas desakan orang banyak, akhirnya Pontius Pilatus menjatuhkan
hukuman mati di kayu salib. Kemungkinan besar hal itu terjadi sekitar tanggal
7 April tahun 30 M.
•
Sejak penangkapan Yesus di Taman Getsemani, murid-murid yang selama
ini selalu bersama-sama dengan Dia sangat ketakutan. Petrus menyangkal,
para murid yang lain entah kemana. Yesus harus menghadapi pengadilan
sendirian bahkan berjalan salib tanpa mereka. Sampai akhirnya Yesus wafat
di Salib. Sesaat seolah-olah apapun tentang Yesus lenyap di telan bumi. Para
88
Kelas X SMA/SMK
murid bersembunyi di rumah-rumah, tidak berani tampil di muka umum.
Titik balik mulai muncul, ketika tiga hari kemudian mereka mendapati Yesus
bangkit. Tidak ada laporan dan kesaksian yang utuh tentang kebangkitan Yesus.
Mereka hanya menceritakan tentang makam Yesus yang kosong, dengan hanya
menyisakan kain kafan, serta malaikat yang memberitakan kabangkitan Yesus.
Beberapa waktu kemudian, mengalami beberapa kali penampakan Yesus.
Mereka mengalami seolah Yesus yang hadir dalam wujud mulia.
•
Kebangkitan Yesus itu memperkokoh iman mereka. Mereka menjadi semakin
percaya bahwa Yesus sungguh-sungguh Mesias, Putera Allah, Tuhan dan
Penyelamat. Mereka semakin yakin akan segala sesuatu yang telah diwartakan
Perjanjian L
ama tentang Mesias, dan hal itu dilihat sebagai terlaksana
dalam diri Yesus. Keyakinan baru ini dirasakan mereka sebagai datang dari
Allah sendiri, bukan hasil olah pikir mereka. Lebih-lebih berkat Pentakosta
keyakinan dan keberanian itu semakin menguatkan mereka untuk memberi
kesaksian kepada semua orang.
Antara Tahun 40 - 120 Masehi: penyusunan dan penulisan Kitab Suci
Perjanjian Baru.
•
Karangan tertua dari Kitab
Suci Perjanjian Baru adalah 1
Tesalonika (ditulis sekitar tahun
40 an) sedangkan yang paling
akhir adalah 2 Petrus (tahun 120-
an)
•
Yesus pasti tidak menulis apapun
yang berkaitan dengan karya
dan sabda-sabda-Nya, tidak
juga menyuruh para murid-Nya
untuk menuliskannya, meskipun
Ia bisa membaca dan menulis
(lih. Luk 4:17-19 dan Yoh 8:6). Ia
hanya berkeliling mengajar dan
berbuat baik (menyembuhkan,
mengusir setan dan sebagainya)
di dalam pengajaran-Nya Yesus
kerapkali menggunakan Kitab
Suci, tetapi Kitab Suci yang la
gunakan adalah Kitab Suci Perjanjian Lama. Namun karena sabda-Nya dan
hidup-Nya serta karya-Nya begitu mengesankan dan berwibawa maka banyak
orang tertarik dan mengikuti Yesus. Lebih-lebih setelah kebangkitan, di mana
Yesus diakui dengan berbagai macam gelar (Kristus, Tuhan, Juru Selamat, dan
sebagainya), maka para pengikutnya mulai meneruskan apa yang telah dimulai
Sumber:
Gambar 3.4 Potongan Naskah Kitab Suci Kuno
89
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
oleh Yesus. Mereka berkeliling tidak hanya di Palestina tetapi sampai di luar
Palestina, untuk mewartakan karya keselamatan Allah yang terlaksana melalui
Yesus Kristus.
•
Mula-mula para murid mulai mewartakan Yesus secara lisan. Inti pewartaan
pada mulanya adalah wafat dan kebangkitan-Nya (bdk. Kisah Para Rasul:
Khotbah Petrus pada hari Pentakosta, Kisah Para Rasul 2). Kemudian
pewartaan itu berkembang dengan mewartakan juga hidup, karya dan sabda-
Nya dan yang terakhir adalah masa mudaNya atau masa kanak-kanak-Nya.
Semua diwartakan dalam terang kebangkitan, karena kebangkitan Kristus
merupakan dasar dari iman kepada Yesus Kristus.
•
Setelah komunitas jemaat berkembang di berbagai kota maka seringkali para
Rasul berhubungan dengan komunitas tersebut melalui utusan dan surat-surat
(Kisah Para Rasul 15:2. 20-23). Itulah sebabnya karangan yang tertua dan
tertulis adalah dalam bentuk surat (lihat poin 1).
•
Karena banyak komunitas yang perlu untuk terus dibina, sementara para saksi
mata jumlahnya terbatas, maka mulailah juga ditulis beberapa pokok iman
yang penting, seperti kisah kebangkitan, sengsara, sabda-sabda Yesus, dan
karya Yesus dengan maksud untuk membina mereka.
•
Setelah generasi pertama mulai menghilang, maka dibutuhkan tulisan-tulisan
tentang Yesus yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka muncullah karangan-
karangan yang masih berupa fragmen-fragmen: kisah sengsara, mukjizat-
mukjizat, kumpulan sabda, kumpulan perumpamaan, dan sebagainya. Dari
situ akhirnya disusunlah injil-injil dan kisah para rasul, sampai akhirnya
seperti yang kita miliki sekarang ini. Injil itu disusun berdasar atas tradisi, baik
lisan maupun tertulis dan yang disesuaikan dengan maksud dan tujuan penulis
serta situasi jemaat.
Antara tahun 120 - 400 Masehi: pembentukan kanon (Daftar resmi Kitab
Suci Perjanjian Baru).
•
Pada awal abad kedua sampai akhir abad kedua muncul begitu banyak tulisan
tentang Yesus, yang membingungkan umat beriman. Dalam situasi seperti itu
umat mulai mencari kepastian, manakah Kitab-Kitab yang membina iman
sejati.
•
Untuk mengatasi hal tersebut pada akhir abad kedua mulai tahun 200,
beberapa tokoh penting mulai menyaring karangan-karangan yang ada. Mereka
menyusun daftar karangan yang berwibawa dan layak disebut Kitab Suci.
Sementara karangan-karangan yang menyeleweng dari iman sejati ditolak.
Salah satu daftar yang terkenal pada saat itu adalah kanon Muratori.
•
Sekitar tahun 254, Origines, memberikan daftar kisah yang umum diterima
90
Kelas X SMA/SMK
dan daftar Kitab-Kitab yang harus ditolak. Juga Eusebius pada tahun 303
menyajikan Kitab yang umum diterima dan sejumlah karangan yang mesti
ditolak. Pada tahun 300 secara umum yang sudah diterima sebagai Kitab Suci
adalah: 4 Injil seperti sekarang; 13 surat Paulus, Kisah Para Rasul, 1 Petrus, 1
Yohanes dan Wahyu
•
Pada tahun 400, barulah perbedaan pendapat dalam hal jumlah Kitab Suci
hampir hilang seluruhnya. Pada tahun 367 Batrik Aleksandria yang bernama
Atanasius menyusun daftar Kitab Suci yang termasuk Perjanjian Baru.
Jumlahnya 27 seperti yang kita miliki sekarang. Demikian juga Konsili Hippo
(393) dan Karthago (397) menetapkan daftar yang sama
Kitab-kitab dalam Kitab Suci Perjanjian Baru
Gereja Katolik mengakui bahwa jumlah tulisan atau Kitab dalam Perjanjian
Baru ada 27 tulisan atau Kitab. Semua Kitab pada intinya berbicara tentang Yesus
Kristus, karya-Nya, sabda-Nya, tuntutan-Nya, dan hidup-Nya, dengan cara dan
gaya penulisan masing-masing. Meskipun Perjanjian Baru berpusat pada Yesus
Kristus, namun di dalamnya juga tercantum beberapa hal mengenai mereka (jemaat
perdana) yang percaya kepada Yesus Kristus. Secara umum, Kitab Suci Perjanjian
Baru bentuknya bersifat kisah (baik perjalanan atau mukjizat) perumpamaan,
ajaran, surat, dan nubuat.
Keempat Injil
Kitab Suci Perjanjian Baru dibuka dengan empat tulisan yang disebut Injil
(Matius, Markus, Lukas dan Yohanes). Sebagian besar isinya berupa cerita
mengenai Yesus selagi hidup di dunia, karya-Nya, wejangan-wejangan-Nya,
dan perjuangan-Nya Tulisan mereka berhenti dengan kisah tentang Yesus yang
menampakkan diri sesudah bangkit dari antara orang mati. Mengingat isinya,
maka keempat Kitab Injil itu dipandang sebagai Kitab yang paling utama (paling
penting).
Sumber: yesaya.indocell.net/
id1002.htm
Gambar 3.5 St Matius
Sumber: yesaya.indocell.net/
id1002.htm
Gambar 3.6 St Markus
Sumber: yesaya.indocell.net/
id1002.htm
Gambar 3.7 St Lukas
Sumber: yesaya.indocell.net/
id1002.htm
Gambar 3.8 St Yohanes
91
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Kisah Para Rasul
“Kisah Para Rasul” sebenarnya bukan berisi kisah tentang semua rasul,
melainkan lebih bercerita tentang apa yang terjadi setelah Yesus wafat dan
bangkit. Intinya, berkisah tentang munculnya jemaat kristen pertama dan
perkembangannya selama kurang lebih 30 tahun dengan dua tokoh utama yaitu
Petrus dan Paulus
Surat-surat
Tulisan berikutnya adalah 21 tulisan yang gaya penulisannya semacam “surat”.
Isinya lebih merupakan wejangan, anjuran, dan ajaran yang bermacam-macam
tentang hidup sesuai dengan Yesus Kristus. Wejangan, anjuran dan ajaran itu
diajarkan oleh Santo Paulus, Yakobus dan tokoh-tokoh lain yang ditujukan kepada
jemaat tertentu atau orang tertentu.
Wa h y u
Tulisan terakhir adalah Kitab Wahyu Yohanes. Kitab ini berisi serangkaian
penglihatan mengenai hal ihwal umat Kristen dan dunia seluruhnya. Kitab ini
terarah ke masa depan atau akhir zaman, dan sekaligus merupakan rangkuman
atau penegasan tentang karya keselamatan Allah.
Tuliskan kitab-kitab Perjanjian baru dalam kolom berikut:
INJIL
KISAH PARA
RASUL
SURAT-SURAT
WAHYU
(NUBUAT)
Bacalah beberapa kutipan berikut:
•
Konstitusi Dogmatik tentang Wahyu Ilahi menegaskan bahwa: Kitab
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru ditulis di bawah bimbingan Roh
Kudus; Allah adalah pengarang yang benar dan
“harus diakui bahwa
Alkitab mengajarkan dengan teguh dan setia serta tanpa kekeliruan
kebenaran, yang oleh Allah dikehendaki supaya dicantumkan dalam Kitab-
Kitab Suci demi keselamatan kita”
(DV art. 11). Untuk itu ia menjadi
norma bagi iman dan ajaran Kristiani, serta sebagai sabda Allah yang
merupakan sumber yang kaya bagi doa pribadi.
92
Kelas X SMA/SMK
•
Santo Paulus dalam suratnya kepada Timotius menegaskan,
“segala
tulisan yang diilhamkan oleh Allah memang bermanfaat untuk mengajar,
untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan, dan mendidik
orang dalam kebenaran”
(2 Timotius 3:16-17).
•
St. Hironimus mengatakan,
“Tidak mengenal Kitab Suci berarti tidak
mengenal Kristus”.
Kutipan inilah yang akhirnya juga dikutip kembali
oleh Konsili Vatikan II dalam dokumen Dei verbum. Kutipan itu hendak
menegaskan bahwa sarana utama untuk dapat mengenal Kristus adalah
Kitab Suci.
•
“Konsili mendesak dengan sangat semua orang beriman supaya seringkali
membaca Kitab-Kitab Ilahi untuk memperoleh pengertian yang mulia
akan Yesus Kristus”
(DV art. 25).
•
“Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya
pendengar saja, sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri”
(Yakobus 1:22)
Setelah kalian membaca uraian di atas, coba rumuskan: alasan pentingnya
membaca Kitab Suci Perjanjian Baru.
3.
Menghayati Nilai-Nilai Kitab Suci Perjanjian Baru Dalam
Kehidupan
Agar kalian semakin menghayati Perjanjian Baru, pilihlah salah satu perikope
berikut, kemudian renungkan dengan khidmat dan seksama, lalu rumuskan pesan
yang terkandung dalam perikope tersebut
•
2 Yohanes 5:1-5
•
1 Korintus 4: 6-21
•
Kisah Para Rasul 7: 54-60
•
Yohanes 7: 37-44
•
Lukas 17:11-19
Dalam kelompok: buatlah iklan yang berisi ajakan untuk membaca
dan mendalami kitab suci.
Tugas Kelompok
93
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Bila sudah selesai, cobalah masuk dalam suasana hening untuk berefleksi
sambil mengikuti penuntun berikut:
Ada empat orang imam mendiskusikan kualitas berbagai terjemahan
Kitab Suci. Yang seorang menyukai gaya King James karena kesederhanaan dan
kelancaran bahasanya. Yang lain menyukai gaya standar Amerika sebagai yang
terbaik karena sangat dekat dengan bahasa asli Ibrani dan Yunani. Yang ketiga
mengunggulkan terjemahan Moffatt sebagai yang terbaik karena menggunakan
gaya bahasa kontemporer. Imam yang keempat hanya berdiam diri.
Ketika dimintai untuk mengungkapkan pendapat, imam yang keempat
tersebut menjawab: “Saya menyukai terjemahan ibuku sebagai yang terbaik.
“Ketiga imam lainnya tertarik dan ingin mengetahui terjemahan yang
dimaksud. Imam yang keempat itu menjawab, “Baiklah!” Kemudian, imam
itu menerangkan, “Ibuku menerjemahkan Kitab Suci ke dalam hidupnya
sehari-hari. Itulah terjemahan Kitab Suci yang terbaik dan sungguh-sungguh
meyakinkan seperti yang pernah saya saksikan”
Hening ................
Baca dan simak sekali lagi kata-kata ini:
“Ibuku menerjemahkan Kitab Suci ke dalam hidupnya sehari-hari. Itulah
terjemahan Kitab Suci yang terbaik dan sungguh-sungguh meyakinkan seperti
yang pernah saya saksikan”
Imam yang keempat dapat membaca dan merasakan bahwa hidup Ibunya
memancarkan firman Allah sebagaimana nampak dalam Kitab Suci. Ibunya
tampil sebagai Injil yang hidup, yang mampu dibaca dan dirasakan dampaknya.
Bagaimana dengan hidupmu selama ini ?
Apakah kamu setia dalam membaca dan merenungkan firman Allah
dalam Kitab Suci? Apakah hidupmu juga memancarkan diri sebagai Injil yang
hidup, sehingga siapapun yang kamu jumpai dapat merasakan Allah yang
menyapa penuh kasih?
Hening.........
Sekarang buatlah sebuah doa tertulis sebagai tanggapanmu atas
pembahasan pelajaran hari ini!
Tuliskan pula niat pribadi yang akan dilakukan sebagai bentuk aksi
nyatamu dalam pelajaran ini!
Tugas
94
Kelas X SMA/SMK
Doa
2
Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku.
3
Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku
tidak akan goyah.
4
Berapa lamakah kamu hendak menyerbu seseorang, hendak meremukkan
dia, hai kamu sekalian, seperti terhadap dinding yang miring, terhadap
tembok yang hendak roboh?
5
Mereka hanya bermaksud menghempaskan dia dari kedudukannya yang
tinggi; mereka suka kepada dusta; dengan mulutnya mereka memberkati,
tetapi dalam hatinya mereka mengutuki.
6
Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah
harapanku.
7
Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku
tidak akan goyah.
8
Pada Allah ada keselamatanku dan kemuliaanku; gunung batu kekuatanku,
tempat perlindunganku ialah Allah.
9
Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di
hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita.
10
Hanya angin saja orang-orang yang hina, suatu dusta saja orang-orang
yang mulia. Pada neraca mereka naik ke atas, mereka sekalian lebih ringan
dari pada angin.
11
Janganlah percaya kepada pemerasan, janganlah menaruh harap yang sia-
sia kepada perampasan; apabila harta makin bertambah, janganlah hatimu
melekat padanya.
12
Satu kali Allah berfirman, dua hal yang aku dengar: bahwa kuasa dari
Allah asalnya,
13
dan dari pada-Mu juga kasih setia, ya Tuhan; sebab Engkau membalas
setiap orang menurut perbuatannya.
95
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
C. Tradisi
Masyarakat Indonesia memiliki kekayaan tradisi yang luar biasa. Hampir di
setiap daerah di Nusantara, kita dapat menyaksikan berbagai macam tradisi yang
secara turun-temurun masih tetap terpelihara dan tetap dilakukan. Tradisi-tradisi
itu tetap hidup sekalipun modernisasi sudah pula melanda masyarakat yang
bersangkutan. Walaupun demikian, ada sebagian tradisi dalam masyarakat yang
sudah punah, atau berubah wujudnya.
Gereja pun memiliki tradisi yang sangat kaya. Tradisi yang dimaksud bukan
sekedar upacara, ajaran atau kebiasaan kuno. Tradisi yang hidup dalam Gereja lebih
merupakan ungkapan pengalaman iman Gereja akan Yesus Kristus, yang diterima,
diwartakan, dirayakan, dan diwariskan kepada angkatan-angkatan selanjutnya.
Konsili Vatikan II memandang penting peran Tradisi ”Demikianlah Gereja dalam
ajaran, hidup, serta ibadatnya melestarikan serta meneruskan kepada semua
keturunan, dirinya seluruhnya, imannya seutuhnya”. Tradisi ”berkat bantuan Roh
Kudus” berkembang dalam Gereja, ”sebab berkembanglah pengertian tentang
kenyataan-kenyataan maupun kata-kata yang ditanamkan,” dan ”Gereja tiada
hentinya berkembang menuju kepenuhan kebenaran Ilahi” (D8). Dalam arti ini
tradisi mempunyai orientasi ke masa depan.
Doa
Allah, Bapa Mahabijaksana
melalui para leluhur dan para Bapa Gereja
Engkau telah mewariskan kepada kami berbagai tradisi
yang mengungkapkan nilai-nilai luhur masyarakat kami
dan yang memancarkan penghayatan iman kami kepada-Mu.
Kami mohon,
semoga melalui pelajaran hari ini,
kami semakin terdorong menghayati tradisi-tradisi luhur itu
serta mengembangkannya demi kesempurnaan iman kami
Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami
Amin.
96
Kelas X SMA/SMK
1.
Berbagai Tradisi dalam Masyarakat dan Tradisi dalam
Gereja Katolik
Setiap masyarakat memiliki tradisi yang diwariskan dari generasi sebelumnya.
Berikut ini adalah salah satu contoh tradisi dari masyarakat Dayak Meratus.
Simak baik-baik uraian berikut !
Upacara Syukuran Suku Dayak Meratus .
Suku Dayak Meratus merupakan kelompok masyarakat Dayak yang hidup
dan menetap di desa Kiyu, Kecamatan Batang Alai Timur Kabupaten Hulu
Sungai Tengah Provinsi Kalimantan Selatan. Setiap tahun, suku Dayak Meratus
ini menyelenggarakan upacara syukuran adat yakni Aruh Ganal. Seperti tahun
sebelumnya, tradisi ini dilaksanakan setiap pertengahan tahun setelah musim
panen raya padi tiba, sekitar bulan Juli hingga Agustus. Bagi suku Dayak
Meratus, ritual ini diyakini dapat menjauhkan mereka dari bencana gagal
panen. Melalui ritual inilah, mereka juga memohon kepada Sang Pencipta agar
di musim tanam berikutnya, tanaman mereka terhindar dari hama penyakit
dan memperoleh hasil panen yang melimpah.
Bagi suku Dayak Meratus, pelaksanaan tradisi ini memiliki arti penting.
Begitu kuatnya kepercayaan mereka terhadap arti tradisi ini, jauh hari sebelum
tradisi dilaksanakan, segala kebutuhan tradisi telah disiapkan. Di dalam
sebuah balai adat yang bentuknya seperti rumah panggung, mereka biasanya
merencanakan rangkaian acara tradisi. Para sesepuh adat mengawalinya
dengan menentukan hari pelaksanaan tradisi. Biasanya, awal bulan di
pertengahan tahun selalu menjadi pilihan waktu pelaksanaan tradisi. Mereka
percaya, jika Aruh Ganal digelar pada awal bulan, jumlah hasil panen di tahun
berikutnya akan semakin melimpah. Percaya atau tidak, itulah kepercayaan
suku Dayak Meratus yang sejak dulu hingga kini masih dilaksanakan.
Tradisi Aruh Ganal biasanya dilaksanakan selama 5 hingga 12 hari.
Penentuan itu berdasarkan pada jumlah hasil panen yang mereka peroleh
selama satu tahun. Jika hasil panen di tahun ini melimpah, tradisi dilaksanakan
hingga 12 hari. Namun jika jumlah panen dinilai tidak terlalu banyak jika
dibandingkan hasil tahun sebelumnya, Aruh Ganal hanya dilaksanakan
selama 5 hari berturut. Bahkan jika jumlah panen mereka hanya cukup untuk
kebutuhan sehari-hari, tradisi ini dilaksanakan hanya dalam 1 hari 1 malam
saja.
Setelah hari baik telah ditentukan, suku Dayak Meratus mulai
mempersiapkan kebutuhan tradisi satu hari sebelum Aruh Ganal dilaksanakan.
Kaum wanita bertugas mempersiapkan hidangan untuk para peserta ritual dan
tamu undangan, seperti memasak lamang. Lamang merupakan beras ketan
97
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
yang telah dicampur santan kemudian dimasukkan ke dalam buluh bambu dan
dibakar hingga matang. Sementara kaum lelaki, menghias Balai Adat dengan
berbagai jenis bunga dan janur kelapa. Nantinya, di Balai Adat inilah, tradisi
Aruh Ganal dilaksanakan. Tak terlewatkan, mereka juga mengundang suku
Dayak dari kampung lain dan para pejabat pemerintah setempat untuk hadir
dalam upacara adat Aruh Ganal.
Ketika hari tradisi Aruh Ganal tiba, semua warga Dayak Meratus beserta
tamu undangan berkumpul di Balai Adat di desa Kiyu. Saat pelaksanaan
tradisi, tidak ada satupun warga Dayak Meratus yang umumnya petani bekerja
di ladang. Secara khusus, mereka membuat hari itu sebagai hari libur untuk
bekerja. Jika tradisi ini dilaksanakan selama beberapa hari, dalam beberapa
hari itu pula, suku Dayak Maratus menjadikannya sebagai hari libur.
Biasanya, rangkaian tradisi Aruh Ganal dimulai ketika hari menjelang
malam. Dalam tradisi ini, yang menjadi pemimpin yakni Damang, sebutan
bagi ketua adat kampung Dayak Meratus. Ketika Damang membaca mantera
dan membakar kemenyan, tradisi Aruh Ganal-pun dimulai. Dalam bahasa
Dayak, para peserta tradisi membaca doa kepada Sang Pencipta. Tepat di
tengah Balai Adat terdapat sesaji yang khusus dijadikan persembahan kepada
leluhur desa.
Setelah berdoa, Damang mulai
melakukan ritual pemanggilan roh para
leluhur. Suara tabuhan gendang yang
dimainkan oleh empat orang wanita
Dayak menjadi media pemanggilan
roh. Ketika beberapa orang warga
Dayak Meratus tampak tidak sadarkan
diri, saat itulah roh leluhur diyakini
masuk ke dalam tubuh mereka. Tanpa
ada yang memerintah, mereka berdiri
dan menari mengelilingi sesaji yang
diletakkan di tengah Balai Adat. Seperti
memperoleh kekuatan supranatural, mereka menari tanpa henti hingga hari
menjelang pagi. Sementara mereka menari, Damang beserta peserta tradisi
yang lainnya membaca doa tanpa henti hingga malam berganti pagi.
Setelah matahari terbit, Damang kembali membakar kemenyan dan
membaca mantera. Dengan bantuan Damang itulah, beberapa peserta tradisi
yang malam sebelumnya kerasukan roh leluhur, kembali sadar. Ketika itu,
warga Dayak percaya, roh leluhur telah hadir dan ikut dalam pesta Aruh Ganal.
Acara tradisi kemudian dilanjutkan dengan makan bersama. Menu utama
dalam tradisi ini yakni Lamang atau nasi ketan berbungkus buluh bambu yang
Sumber: http://anakmeratus.blogspot.com/2011/04/upacara-
syukuran-suku-dayak-meratus.html
Gambar 3.9 Wanita Dayak menabuh gendang
98
Kelas X SMA/SMK
telah disiapkan sebelumnya. Tanpa ada perbedaan status sosial, setiap peserta
tradisi memperoleh lamang dalam jumlah yang sama.
Tanpa membedakan berapa
hari tradisi Aruh Ganal dilaksana-
kan, berdoa, menari, serta makan
bersama menjadi rangkaian acara
yang rutin dilaksanakan mulai
dari hari pertama tradisi hingga
tradisi ini usai. Jika tradisi ini
dilaksanakan selama 5 hari, suku
Dayak Meratus merayakannya
selama 5 hari 5 malam tanpa henti.
Begitu juga ketika tradisi Aruh
Ganal ini berlangsung selama 12 hari. Ketika hari tradisi telah mencapai hari
terakhir, ritual Aruh Ganal diakhiri dengan acara pemberian sedekah.
Ketika hari tradisi Aruh Ganal usai, suku Dayak Meratus memberikan
beberapa bagian dari hasil panen yang telah mereka peroleh kepada warga
dari kampung lain. Tidak ada ketentuan khusus, berapa bagian yang harus
diberikan, tergantung pada keikhlasan dari warga Meratus sendiri. Bagi suku
Dayak Meratus, tradisi ini bukan hanya sebagai perayaan syukur, melainkan
juga simbol mempererat persaudaraan dan saling berbagi kepada sesama.
Keesokan hari, setelah pelaksanaan tradisi Aruh Ganal usai, warga Dayak
Meratus kembali melaksanakan aktivitas keseharian mereka seperti biasa yakni
berladang dan berburu di hutan.
Sumber: http://anakmeratus.blogspot.com/2011/04/upacara-syukuran-suku-dayak-meratus.
html
Gereja juga mempunyai kekayaan tradisi yang cukup banyak, salah satunya
adalah tradisi Ibadat Jalan salib.
Simak baik-baik uraian berikut!
Ibadat Jalan Salib
Awal Sejarah
Sekitar abad 4 St.Helena (ibu Raja Konstantin), melakukan ziarahnya
yang sekarang ini dikenal dengan nama
Via Dolorosa
untuk melihat dari
dekat tempat Yesus lahir sampai dimakamkan. Ziarah ini menjadi terkenal
dan sangat mudah mencapai tempat-tempat itu terutama setelah tahun 1199
dimana pasukan Perang Salib (crusader) menguasai Yerusalem. Namun sejak
tahun 1291, untuk menuju tempat ini menjadi begitu sulit dan mahal karena
sudah tidak dikuasai lagi oleh para
crusader
. Maka lahirlah tradisi Ibadat
Sumber: http://anakmeratus.blogspot.com/2011/04/upacara-
syukuran-suku-dayak-meratus.html
Gambar 3.10 Suasana upacara syukuran
99
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Jalan Salib yang bertujuan menghadirkan Tanah Suci bagi mereka yang tidak
dapat berziarah ke sana, juga bagi mereka yang pernah berziarah ke sana,
untuk tetap mengenangnya.
Tahun 1342 Ordo Fransiskan diangkat sebagai ordo yang secara resmi
wajib melindungi semua tempat suci di beberapa tempat di Yerusalem.
Sejak saat itulah biarawan-biarawan Fransiskan ini mulai memopulerkan
devosi Jalan Salib, terlebih sejak St. Fransiskus Asisi mengalami stigmata.
Tradisi ini didukung pula dengan adanya penampakan Bunda Maria di sana,
dan juga pengajaran dari St. Jerome. Sejak inilah dikenal beberapa versi
Jalan Salib, seperti yang ditetapkan oleh Alvarest Yang Terberkati (1420),
Eustochia, Emmerich (1465) dan Ketzel, hingga akhirnya banyak Paus yang
menganjurkan Doa Jalan Salib yaitu Paus Innocent XI (1686), Innocent XII
(1694), Benedict XIII (1726), Clementius XII (1731), Benediktus XIV (1742),
karena ini merupakan cara doa yang paling mudah untuk menghayati kisah
sengsara Yesus dan pengorbanan-Nya di kayu salib.
Perkembangan Tradisi
Awalnya umat membuat perhentian-perhentian kecil dalam gereja,
bahkan kadang dibangun perhentian-perhentian yang besarnya seukuran
manusia di luar gereja. Para biarawan Fransiskan juga menuliskan lirik
Stabat Mater, yang biasanya dinyanyikan saat Ibadat Jalan Salib, baik dalam
bahasa aslinya, yaitu bahasa Latin, maupun dalam bahasa setempat, hingga
ditetapkanlah 14 Stasi (perhentian) Jalan Salib oleh Paus Clement XII tahun
1731.
http://belajarliturgi.blogspot.com/2012/03/sejarah-ibadat-jalan-salib.html
Setelah kalian menyimak dua tradisi tersebut di atas, coba diskusikan
dalam kelompok: nilai-nilai apa yang hendak diungkapkan dalam masing-
masing tradisi tersebut, sejauh mana nilai-nilai tersebut masih relevan bagi
kehidupan manusia saat ini? Mengapa tradisi-tradisi tersebut masih hidup?
Mengapa ada pula tradisi yang mati dan tidak digunakan lagi?
Tugas Kelompok
Inventarisasi berbagai macam tradisi yang masih hidup yang ada di daerahmu.
Inventarisasi juga berbagai macam tradisi dalam gereja Katolik pada umumnya,
maupun tradisi Gereja Katolik di daerahmu. Jelaskan nilai-nilai yang hendak
diungkapkan dalam tradisi-tradisi tersebut!
100
Kelas X SMA/SMK
2.
Pengertian, Wujud, Kedudukan dan Fungsi Tradisi Dalam
Gereja Katolik
Untuk memahami pengertian, wujud, kedudukan dan fungsi Tradisi dalam
Gereja Katolik, kalian bisa mencarinya dari berbagai sumber. Berikut kutipan dari
Dokumen Konsili Vatikan II, dalam Konstitusi tentang Wahyu Ilahi:
Baca dan renungkan kutipan berikut !
7. (Para Rasul dan pengganti mereka sebagai pewarta Injil)
Dalam kebaikan-Nya Allah telah menetapkan, bahwa apa yang
diwahyukan-Nya demi keselamatan semua bangsa, harus tetap utuh untuk
selamanya dan diteruskan kepada segala keturunannya. Maka Kristus Tuhan,
yang menjadi kepenuhan seluruh wahyu Allah Yang Mahatinggi (lihat 2 Korintus
1:30; 3:16-4:6), memerintahkan kepada para Rasul, supaya Injil, yang dahulu
telah dijanjikan melalui para Nabi dan dipenuhi oleh-Nya serta dimaklumkan-
Nya dengan mulut-Nya sendiri, mereka wartakan pada semua orang, sebagai
sumber segala kebenaran yang menyelamatkan serta sumber ajaran kesusilaan,
dan dengan demikian dibagikan kurnia-kurnia ilahi kepada mereka. Perintah
itu dilaksanakan dengan setia oleh para Rasul, yang dalam pewartaan lisan,
dengan teladan serta penetapan-penetapan meneruskan entah apa yang telah
mereka terima dari mulut, pergaulan dan karya Kristus sendiri, entah apa yang
atas dorongan Roh Kudus telah mereka pelajari. Perintah Tuhan dijalankan
pula oleh para Rasul dan tokoh-tokoh rasuli, yang atas ilham Roh Kudus itu
juga telah membukukan amanat keselamatan.
Adapun supaya Injil senantiasa terpelihara secara utuh dan hidup dalam
Gereja, para Rasul meninggalkan Uskup-uskup sebagai pengganti mereka, yang
“mereka serahi kedudukan mereka untuk mengajar”. Maka dari itu Tradisi suci
dan Kitab Suci perjanjian Lama maupun Baru bagaikan cermin bagi Gereja
yang mengembara di dunia, untuk memandang Allah yang menganugerahinya
segala sesuatu, hingga tiba saatnya Gereja dihantar untuk menghadap Allah
tatap muka, sebagaimana ada-Nya (lihat 1Yohanes 3:2).
8. (Tradisi Suci)
Oleh karena itu pewartaan para Rasul, yang secara istimewa diungkapkan
dalam kitab-kitab yang diilhami, harus dilestarikan sampai kepenuhan zaman
melalui penggantian-penggantian yang tiada putusnya. Maka para Rasul,
seraya meneruskan apa yang telah mereka terima sendiri, mengingatkan kaum
beriman, supaya mereka berpegang teguh pada ajaran-ajaran warisan, yang
telah mereka terima entah secara lisan entah secara tertulis (lihat 2 Tesalonika
2:15), dan supaya mereka berjuang untuk membela iman yang sekali untuk
selamanya diteruskan kepada mereka (lihat Yudas 3). Adapun apa yang telah
101
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
diteruskan oleh para Rasul mencakup segala sesuatu, yang membantu Umat
Allah untuk menjalani hidup yang suci dan untuk berkembang dalam imannya.
Demikianlah Gereja dalam ajaran, hidup, serta ibadatnya melestarikan serta
meneruskan kepada semua keturunan dirinya seluruhnya, imannya seutuhnya.
Tradisi yang berasal dari para rasul itu berkat bantuan Roh Kudus
berkembang dalam Gereja: sebab berkembanglah pengertian tentang
kenyataan-kenyataan maupun kata-kata yang diturunkan, baik karena
kaum beriman, yang menyimpannya dalam hati (lihat Lukas 2:19 dan 51),
merenungkan serta mempelajarinya, maupun karena mereka menyelami
secara mendalam pengalaman-pengalaman rohani mereka, maupun juga
berkat pewartaan mereka, yang sebagai pengganti dalam martabat Uskup
menerima kurnia kebenaran yang pasti. Sebab dalam perkembangan sejarah
Gereja tiada hentinya menuju kepenuhan kebenaran ilahi, sampai terpenuhilah
padanya sabda Allah. Ungkapan-ungkapan para Bapa Suci memberi kesaksian
akan kehadiran Tradisi itu pun Gereja mengenal kanon Kitab-kitab Suci
selengkapnya, dan dalam Tradisi itu Kitab suci sendiri dimengerti secara lebih
mendalam dan tiada hentinya dihadirkan secara aktif.
Demikianlah Allah, yang dulu telah bersabda, tiada hentinya
berwawancara dengan Mempelai Putera-Nya yang terkasih. Dan Roh Kudus,
yang menyebabkan suara Injil yang hidup bergema dalam Gereja, dan melalui
gereja dalam dunia, mengantarkan Umat beriman menuju segala kebenaran,
dan menyebabkan sabda Kristus menetap dalam diri mereka secara melimpah
(lihat Kolose 3:16).
9. (Hubungan antara Tradisi dan Kitab Suci)
Jadi Tradisi Suci dan Kitab Suci berhubungan erat sekali dan berpadu.
Sebab keduanya mengalir dari sumber ilahi yang sama, dan dengan cara
tertentu bergabung menjadi satu dan menjurus ke arah tujuan yang sama.
Sebab Kitab suci itu pembicaraan Allah sejauh itu termaktub dengan ilham
Roh ilahi. Sedangkan oleh Tradisi Suci sabda Allah, yang oleh Kristus Tuhan
dan Roh Kudus dipercayakan kepada para Rasul, disalurkan seutuhnya kepada
para pengganti mereka, supaya mereka ini dalam terang Roh kebenaran dengan
pewartaan mereka memelihara, menjelaskan, dan menyebarkannya dengan
setia. Dengan demikian Gereja menimba kepastian tentang segala sesuatu yang
diwahyukan bukan hanya melalui Kitab Suci. Maka dari itu keduanya (baik
Tradisi maupun Kitab Suci) harus diterima dan dihormati dengan cita-rasa
kesalehan dan hormat yang sama.
102
Kelas X SMA/SMK
21. (Gereja menghormati Kitab-Kitab Suci)
Kitab-kitab ilahi seperti juga Tubuh Tuhan sendiri selalu dihormati oleh
Gereja, yang – terutama dalam Liturgi Suci – tiada hentinya menyambut roti
kehidupan dari meja sabda Allah maupun Tubuh Kristus, dan menyajikannya
kepada Umat beriman. Kitab-kitab itu bersama dengan Tradisi Suci selalu
dipandang dan tetap dipandang sebagai norma imannya yang tinggi. Sebab
kitab-kitab itu diilhami oleh Allah, dan sekali untuk selamanya telah dituliskan,
serta tanpa perubahan manapun menyampaikan sabda Allah sendiri, lagi pula
mendengarkan suara Roh Kudus dalam sabda para Nabi dan para Rasul. Jadi
semua pewartaan dalam Gereja seperti juga agama kristiani sendiri harus
dipupuk dan diatur oleh Kitab Suci. Sebab dalam Kitab-Kitab Suci Bapa yang
ada di Surga penuh cinta kasih menjumpai para putera-Nya dan berwawancara
dengan mereka. Adapun demikian besarlah daya dan kekuatan sabda Allah,
sehingga bagi Gereja merupakan tumpuan serta kekuatan, dan bagi putera-
puteri Gereja menjadi kekuatan iman, santapan jiwa, sumber jernih dan kekal
hidup rohani. Oleh karena itu bagi Kitab Suci berlakulah secara istimewa kata-
kata: “Memang sabda Allah penuh kehidupan dan kekuatan” (Ibrani 4:12),
“yang berkuasa membangun dan mengaruniakan warisan diantara semua
para kudus” (Kisah Para Rasul 20:32; lihat 1Tesalonika 2:13)
Bertolak dari uraian di atas, rumuskan gagasan-gagasan penting apa
yang kalian peroleh dari dokumen tersebut di atas? Rumuskan pula: apa
arti tradisi? Apa bedanya tradisi dalam masyarakat pada umumnya dengan
tradisi yang ada dalam Gereja? Apa peran/fungsi tradisi dalam Gereja
berkaitan dengan iman kita?
Tugas
3.
Menghayati Tradisi Gereja
a.
Banyak orang setelah melihat pagelaran suatu tradisi tidak merasa
mendapatkan apa-apa bahkan sekalipun ia ikut terlibat di dalamnya, ia seolah
pulang dengan kosong, kecuali rasa lelah. Tradisi seolah-olah tidak bermakna
bagi hidupnya. Tentu hal tersebut sangat disayangkan. Oleh karena itu,
supaya kalian tidak jatuh pada pengalaman yang sama, rumuskan bersama
teman-temanmu: sikap dan tindakan apa yang perlu dikembangkan agar kita
semakin menghayati Tradisi yang ada!
103
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
b.
Salah satu bentuk tradisi adalah sakramen; yang salah satunya adalah
Sakramen Ekaristi. Dalam suasana hening, coba refleksikan kembali makna
Sakramen Ekaristi bagi kehidupan imanmu, sejauhmana dirimu selama
ini sungguh-sungguh merayakan sakramen tersebut? Apa yang perlu
ditingkatkan dalam dirimu agar Tradisi Suci tersebut makin bermanfaat
dalam memperkembangkan imanmu
Doa
Mazmur 11: 1-7
1
Pada TUHAN aku berlindung,
bagaimana kamu berani berkata kepadaku: “Terbanglah ke gunung seperti
burung!”
2
Sebab, lihat orang fasik melentur busurnya,
mereka memasang anak panahnya pada tali busur,
untuk memanah orang yang tulus hati di tempat gelap.
3
Apabila dasar-dasar dihancurkan,
apakah yang dapat dibuat oleh orang benar itu?
4
TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus;
TUHAN, takhta-Nya di Surga;
mata-Nya mengamat-amati,
sorot mata-Nya menguji anak-anak manusia.
5
TUHAN menguji orang benar dan orang fasik,
dan Ia membenci orang yang mencintai kekerasan.
6
Ia menghujani orang-orang fasik dengan arang berapi dan belerang;
angin yang menghanguskan, itulah isi piala mereka.
7
Sebab TUHAN adalah adil dan Ia mengasihi keadilan;
orang yang tulus akan memandang wajah-Nya.